Lombok Utara, metroterkini.co.id — SMP Negeri 1 Tanjung, Kabupaten Lombok Utara menggelar puncak kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan menampilkan karya-karya kreatif siswa dalam sebuah pagelaran yang sarat pesan edukatif dan nilai kebangsaan. Mengangkat tema besar “Gaya Hidup Berkelanjutan, Bhinneka Tunggal Ika, dan Kewirausahaan,” kegiatan ini menjadi panggung pembuktian bagaimana pendidikan karakter diimplementasikan secara konkret dan berdaya guna.

Kegiatan yang menampilkan pameran produk daur ulang dari sampah, fashion show berbahan limbah, serta bazar kuliner dari hasil olahan siswa, bukan sekadar ajang kreativitas. Lebih dari itu, pagelaran ini menegaskan fungsi utama P5 dalam membentuk pelajar yang mandiri, peduli lingkungan, dan menjunjung tinggi nilai kebhinekaan.

Kepala SMPN 1 Tanjung, Ahmad Toha Fauji, menyebutkan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk menampilkan hasil akhir, tetapi lebih kepada proses internalisasi nilai-nilai Pancasila kepada siswa secara kontekstual.

“Kami ingin menanamkan bahwa gaya hidup berkelanjutan dan semangat wirausaha bukan sekadar teori. Melalui proses belajar berbasis proyek ini, siswa kami diajak berpikir solutif, bertindak nyata, dan menghargai keberagaman di sekitarnya,” ujar Ahmad Toha Fauji.

Salah satu sorotan dalam kegiatan ini adalah bagaimana para siswa mampu mengolah sampah rumah tangga dan limbah sekolah menjadi karya fungsional dan estetis yang memiliki nilai jual. Tidak hanya itu, produk makanan yang dijual dalam bazar turut mencerminkan potensi kewirausahaan berbasis lokal yang mulai tumbuh di kalangan pelajar.

Pengawas Dinas Dikbudpora KLU, Muhammad Khaeri, turut mengapresiasi langkah SMPN 1 Tanjung dalam memadukan edukasi lingkungan dengan nilai ekonomi.

“Inilah wajah pendidikan masa depan: siswa tidak hanya paham teori, tapi juga memiliki kesadaran ekologis dan kemampuan menciptakan nilai tambah dari limbah. Fungsi P5 sangat terasa di sini, yakni mengubah mindset pelajar dari konsumen menjadi inovator,” tegas Khaeri.

Pagelaran ini juga menjadi ajang refleksi terhadap nilai Bhinneka Tunggal Ika, yang diterjemahkan dalam kolaborasi antarsiswa lintas latar belakang, serta penampilan seni budaya yang merepresentasikan keberagaman bangsa.

Kamri Sedane, salah satu siswa peserta fashion show, mengungkapkan bahwa kegiatan ini telah membuka pikirannya tentang pentingnya pendidikan karakter.

“Saya belajar bahwa sampah bisa jadi karya, dan perbedaan bisa jadi kekuatan. Ini pengalaman yang sangat membentuk,” ujarnya.

Secara keseluruhan, Gelar Karya P5 SMPN 1 Tanjung memperlihatkan bahwa pendidikan karakter melalui Kurikulum Merdeka bukan sekadar jargon.

Ketika nilai-nilai Pancasila dihidupkan melalui kegiatan nyata, maka sekolah bukan hanya tempat belajar, melainkan ladang pembentukan generasi pembaharu yang bertanggung jawab terhadap lingkungan, menghormati perbedaan, dan siap membangun masa depan secara mandiri.

(IBK)